Sabtu, 24 Desember 2011

ILMU ALAMIAH DASAR 1


1.
                  KLASIFIKASI ILMU
KLASIFIKASI ILMU MENURUT IMAM KHOMEINI
Secara umum, Imam Khomeini membagi ilmu dari– dari sisi kemanfaatnya—menjadi tiga jenis ilmu, yakni:Pertama, ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan tahap-tahap eksistensi manusia sebagai tujuan akhir penciptaan. Kedua, ilmu-ilmu yang merugikan manusia dan membuat manusia melalaikan kewajiban-kewajiban pokoknya.  Ketiga, ilmu-ilmu yang tidak membawa mudharat dan tidak pula membawa manfaat.  Kebermanfaatan ilmu terkait erat dengan kegunaannya dalam mendukung evolusi-kemanusiaan manusia menuju kesempurnaan dirinya.  Sampai saat ini, manusia terus-menurus berada dalam proses evolusi.  Namun, menurut Murtadha Muthahhari, evolusi yang dijalani manusia, sejak kemunculan homo sapiens, adalah evolusi kemasyarakatan, kejiwaan dan pemikiran, bukan evolusi biologis dan fisiologis lagi.  Suatu evolusi menuju kesempurnaan diri manusia. Dalam evolusi kemanusiaan itu, manusia mengalami dan memiliki tiga macam alam, maqam dan fase.

Menurut Imam Khomeini, manusia memiliki tiga alam, maqam, dan fase. Ia menjelaskan,”pertama, fase akhirat yang merupakan alam ghaib. Yaknimaqam spiritual dan akal; kedua, fase barzakh yang merupakan jembatan antara kedua alam, yaitu maqam khayal  dan ketiga, fase dunia yang menjadi daerah kekuasaan mulk (fisik) dan alam kasat indra (‘alam syahadah). “ 

Tiga alam tersebut saling berkorelasi. Khomeini menulis,“misalnya, kalau orang menunaikan tugas-tugas peribadatan dan ritus-ritus lahiriah  sesuai dengan yang ditetapkan oleh para nabi, jiwa dan hatinya akan terpengaruh oleh pelaksanaan ritual-lahiriah tersebut.  Akibatnya, akhlak dan budi pekertinya akan membaik, seiring dengan penyempurnaan dalam keimanan dan keyakinannya.” Jadi,,”semua (tingkatan) alam itu sesungguhnya adalah wajah dan penampakkan yang berbeda dari realitas yang tunggal.” Singkatnya,”tak boleh dibayangkan bahwa kita dapat memiliki keimanan yang sempurna dan akhlak yang baik tanpa melakukan amal-amal lahiriah dan ibadah fisik yang telah digariskan. Apabila akhlak kita cacat dan tidak baik, perbuatan (lahiriah) kita sempurna dan iman kita sempurna, atau bahwa tanpa iman di hati kita, amal-amal lahiriah kita dapat sempurna dan akhlak kita pun dapat sempurna.” Bahkan Bagi Khomeini,”kalau amalan-amalan formal kita yang antara lain tercakup dalam shalat, puasa dan haji tidak sempurrna dan melennceng dari ajaran para nabi dan imam, niscaya timbul hijab di dalam hati dan kekeruhan dalam ruh yang pada gilirannya akan mencegah masuknya cahaya keimanan dan keyakinan.”

Selanjutnya, Khomeini memandang bahwa, ”setiap fase ini memiliki kesempurnaannya yang khas dan pendidikannya yang khas, dan seperangkat aturan dan perilaku yang sesuai dengannya.” Oleh karena itu,” semua ilmu yang bermanfaat dapat dibagi menjadi tiga ilmu ini: Ilmu yang berhubungan dengan kesempurnaan-kesempurnaan (kamalat) akal dan tugas-tugas spiritual, ilmu yang berhubungan dengan perilaku-perilaku dan tugas-tugas fisik dalam kehidupan lahiriah jiwa,”tambah Imam Khomeini. Klasifikasi ilmu didasarkan pada kesempurnaan-kesempurnaan yang ada pada tiap alam, maqam dan fase hidup manusia.

Klasifikasi Ilmu

Khomeini mengklasifikasikan ilmu berdasarkan hadis Rasul Saw. Hadis yang dikutip Khomeini adalah hadis yang menceritakan bahwa suatu hari Rasul saw memasuki masjid yang di dalamnya ada sekolompok orang sedang mengelilingi seorang laki-laki.  “siapa itu? tanya Nabi.”Dia seorang ‘allamah(orang yang sangat alim).” “apa itu ‘allamah? tanya Nabi lagi. ”Dia adalah orang yang sangat mengetahui soal silsilah, sejarah masa lalu, zaman jahiliah, dan syair Arab.” Nabi berkata,”itu adalah ilmu yang tidak merugi jika orang tidak mengetahuinya dan juga tidak beroleh untung jika orang mengetahuinya.”  Lalu, Nabi bersabda,”sesungguhnya ilmu terbagi atas tiga hal berikut:  ayah muhkamah (petunjuk yang kuat), faridhah ‘adilah (tugas yang seimbang), dan sunnah qaimah (sunah yang mapan).  Selain itu, kurang ada gunanya.”

Khomeini menjelaskan makna hadis tersebut bahwa,”…’tanda yang kuat’ (ayat muhkamat) menunjukkan ilmu-ilmu rasional dan doktrin-doktrin yang sejati serta ajaran-ajaran Ilahi; ’Kewajiabn yang adil atau tugas yang seimbang’ (faridhah ‘adilah) menunjukkan ilmu-ilmu akhlak dan penyucian diri.  ‘sunnah yang mapan’ (sunnah qaimah) menunjukkan ilmu tentang aspek lahiriah serta perilaku tubuh (yang melibatkan gerakan fisik tertentu). “

Jika ditanyakan, mengapa disebut ayat muhkamat? Khomeini menjawab,“…ayat adalah sesuatu yang khusus untuk ilmu-ilmu (akal dan jiwa) yang berkaitan dengan doktrin (ulum ma’arif).  …muhkam (kuat, tepat, tidak bermakna ganda) juga sesuai dengan ilmu-ilmu ini, karena ilmu-ilmu ini tunduk pada kriteria intelektual dan didasarkan pada dalil-dalil rasional yang kuat (burhan muhkam).”  Dan mengapa disebut faridhah ‘adilah ? “…karena kebajikan (khulq hasan), sebagaimana ditunjukkan dalam ilmu itu berdiri antara dua ektrem: keberlebihan dan pengabaian (kekurangan), atau ifrathdan tafrith, dan kedua ektrem ini tercela, sedangkan keadilan (‘adilah) artinya jalan tengah di antara kedua ektrem itu, yang bersifat terpuji,”tulis Khomeini. Kemudian, mengapa disebut sunnah qa’imah? “sifat ilmu tersebut pada umumnya tidak dapat memahami dasar pemikirannnya oleh akal,”jelas Khomeini.

Ringkasan.

Untuk memperjelas klasifikasi ilmu dalam pandangan Imam Khomeini, saya membuat bagan berikut ini: 
Alam
Maqam
Fase
Ilmu
Ghaib
Spiritual atau akal
Akhirat
Ayah muhkamah
Jembatan dua Alam
Khayal
Barzakh
Faridhah ‘adilah
Syahadah
Mulk (fisik)
Dunia
Sunnah qaimah

Empat Klasifikasi Ilmu
 1. Ilmu alam bernyawa (biologi)
 2. Ilmu fisika alam tak bernyawa (fisika)
 3. Ilmu bahasa (alat berkomunikasi manusia)
 4. Ilmu sosial (hubungan antar manusia)
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu 'alima yang artinya mengetahui.
Ilmu yang sifatnya "periksa" dapat dibagi menjadi dua cabang besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alam bernyawa seperti biologi, kedokteran, dsb. dan
2. Ilmu-ilmu alam tak bernyawa seperti kimia, fisika, astronomi, dsb.  Ungkapan-ungkapan "perasaan (rasa)" orang saat berinteraksi antar sesamanya, membuahkan
3. Ilmu untuk berinteraksi itu sendiri atau ilmu bahasa (lihat: Tahu nan Empat Bahasa) dan
 4. Ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sejarah, politik, psikologi, ekonomi, administrasi, hukum, antropologi-sosial, demografi dsb.

SUMBER:www.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar